KEBANGKITAN NASIONAL 2016 KE-108
Tanggal 20 Mei diperingati
sebagai hari kebangkitan nasional (Harkitnas). Nah, untuk Harkitnas ke-108 pada
20 Mei 2016, akan dilaksanakan upacara secara nasional dengan tema
"Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang
Bekerja Nyata dan Berkarakter".
Hal ini tertuang dalam surat
edaran terkait penyelenggaraan upacara Peringatan Harkitnas yang ditandatangani
oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.
“Dalam rangka memperingati Hari
Kebangkitan Nasional, dihimbau untuk mengenakan baju batik/lurik mulai tanggal
16 sampai dengan 20 Mei 2016,” bunyi surat dari Mensesneg berdasarkan informasi
yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/5).
Kebangkitan Nasional adalah Masa
di mana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme
serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang
sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini
ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei
1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu
dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Pada tahun 1912 berdirilah Partai
Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu
juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan
mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan
pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi
sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di
Pasar Laweyan, Solo.
Serikat ini awalnya berdiri untuk
menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi
organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat
Islam.
Suwardi Suryaningrat yang
tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis “Als ik eens Nederlander was”
(“Seandainya aku seorang Belanda”), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes
keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda
di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena “boleh
memilih”, keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar
ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya
Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Komentar
Posting Komentar