Jurnal Perjalanan PLDKJ 2017

        Pada tanggal 7 Januari 2017, pukul  07.00, kami berkumpul di cafe STIE Inaba bersama para panitia untuk bersiap-siap melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kegiatan Jurnalistik (PLDKJ). Pada awalnya kami tidak tahu akan melakukan perjalanan kemana saja, sehingga pada saat itu kami hanya menunggu sampai seluruh calon jurnalis berkumpul semua. Setelah semua calon jurnalis berkumpul, ada pengarahan kegiatan yang harus kami lakukan. Pertama-tama calon jurnalis dibagi menjadi dua kelompok. Kedua kelompok tersebut harus saling bersaing untuk bisa menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh panitia. Kami harus membawa uang masing-masing Rp 30.000,00 dan dalam menjalankan kegiatan ini kami tidak diizinkan membawa kendaraan pribadi. Kami juga diwanti-wanti menghemat uang kami untuk keperluan ongkos selama kegiatan itu berlangsung dan tidak boleh menggunakan uang lebih dari yang di syaratkan.
        Tantangan pertama yang harus kami lalui yaitu menyusun kata dari clue yang diberikan panitia, “Nagget Gum”, menjadi rangkaian kata suatu tempat yang harus kami tuju. Kami sempat kebingungan kurang lebih 1 jam dan hanya terdiam di depan Photocopy dekat kampus sembari mengotak-atik kata tersebut sampai pada akhirnya kami mendapatkan clue kedua yaitu “Gedung yang pada 1947-1949 menjadi kantor PMI.” Dari clue kedua tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa gedung tersebut adalah Gedung Indonesia                     Menggugat (GIM) yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan. Kami pun menuju ke tempat tersebut menggunakan angkot. Sebelum sampai tempat tujuan, kami sempat turun dari angkot yang lokasinya ternyata lumayan jauh dari lokasi yang dituju. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki yang jaraknya sekitar 1 km.
20170107_110659.jpg
Tibalah kami di tempat yang dituju yaitu Gedung Indonesia Menggugat. Di sana kami bertemu dengan panitia yang menugaskan kami untuk mencari informasi seputar gedung tersebut. Setelah selesai dengan tugas yang diberikan, kami ditugaskan kembali untuk pergi menuju tempat kedua dengan clue “Wisata edukasi” dan lagi-lagi kami dibuat bingung karena tempat wisata edukasi di Bandung sangat banyak. Karena kami sangat mempertimbangkan biaya perjalanan dan menghemat uang saku kami, akhirnya pada pukul 11.45, kami memutuskan untuk isoma di Masjid dekat balai kota sambil menunggu clue kedua. Setelah isoma, kami mendapatkan clue kedua yaitu “Gedung putih.” Langsung terlintas di benak kami Gedung Sate.
Kami pun langsung beranjak menuju Gedung Sate dengan menggunakan angkot dan tanpa disangka supir angkot tersebut merupakan supir yang tadi mengantarkan kami dari terminal Kebon Kalapa menuju Jalan Perintis Kemerdekaan. Angkot yang kami naiki ternyata hanya bisa mengantar sampai Jalan Banda sehingga kami harus berjalan kaki menuju gerbang utama Gedung Sate.
20170107_121744.jpg20170107_100704.jpg
         Sesampainya di Gedung Sate, ternyata tidak ada panita di sana. Ternyata perkiraan kami kurang tepat terhadap clue gedung putih tersebut. Di Gedung Sate pun kami sempat bertemu dengan Bonek (supporter sepak bola Surabaya) yang memang pada hari itu mereka sedang berada di Bandung untuk menunggu hasil kongres PSSI. Kami sempat takut karena trotoar dipenuhi oleh Bonek yang sedang berbaring yang hampir menghalangi setengah jalan. Untungnya saat kami lewat, mereka bersikap biasa dan sempat menyapa kami meskipun dengan nada yang usil.
1483800274712.jpg
Saat jalan kaki kami terpikir bahwa lokasi yang seharusnya dituju adalah Museum Geologi yang berada dekat dengan Gedung Sate. Kami pun bergegas menuju tempat tersebut dan kami tidak juga melihat panitia di sekitar lokasi. Setelah beberapa kali memperhatikan orang-orang di depan museum, ternyata ada salah satu panitia yang sedang berdiri di lantai dua museum tersebut. Dengan segera kami membeli tiket dan masuk ke dalam museum. Setelah kami menemui panitia yang berada di lantai dua, ternyata mereka adalah panitia POS 1. Kami ditugaskan untuk mencari panitia POS 2 yang berada di sekitar lokasi. Sambil berkeliling museum, kami tidak juga menemukan panitia POS 2. Saat hendak keluar dari museum, kami memperhatikan dahulu keadaan luar dari pintu masuk dan ternyata panitia berada di luar gedung museum tersebut.
1483840608081.jpg
       Saat kami hampiri, mereka menyarankan kami untuk beristirahat terlebih dahulu namun kami ingin segera melanjutkan tugas berikutnya. Panitia pun memberikan tugas untuk memotret momen apapun yang ada di sekitar lokasi dan kami harus langsung mempresentasikan makna dari hasil potretan kami. Seketika terlintas di benak kami sesosok kakek yang berjualan wayang Cepot yang sempat kami lihat belalu-lalang di pintu gerbang museum. Kami pun menjadikan beliau sebagai objek potretan kami.
20170107_132120-1.jpg
Setelah tugas di POS 2 selesai, kami diberikan clue untuk menuju POS terakhir. Clue yang diberikan adalah “Guardian angel”. Wow, kami semakin bingung dan entah harus memulai dari mana perjalanannya. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di Taman Lansia sambil memikirkan clue tersebut meskipun pada akhirnya kami meminta clue kedua kepada panita. Setelah beberapa saat, panitia mengirimkan clue kedua yaitu “Dance fun” yang katanya merupakan nama lokasi yang harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Berdansa bahagia? Memangnya ada jalan di Bandung yang seperti itu? Ternyata bukan. Dance fun kalau diartikan ternyata NARI FAN (Fun). Oh, ternyata Jalan Naripan. Kami pun bergegas kembali menggunakan angkutan umum untuk menuju Jalan Naripan. Ternyata tidak mudah. Sesampainya di Jalan Naripan kami masih kebingungan tempat apa yang harus dituju. Kami terus berjalan sampai pada akhirnya kami merasa lelah dan menanyakan clue berikutnya kepada panita. Panitia bilang clue-nya adalah “Tempat kaget”. Karena kami sudah tidak bisa menebak lagi, kami minta clue tambahan dan panitia pun memberikan petunjuk bahwa nama tempatnya adalah Wingz O Wingz. Kami sempat terkejut karena sepertinya sudah pernah melihat tempat tersebut dan ternyata tempat itu berada tepat dimana kami beristirahat sejenak. Beruntungnya ada salah satu panitia yang berada di parkiran dan kami pun langsung masuk ke dalam restoran tersebut. Di sana kami beristirahat sejenak sambil menunggu kedatangan panita dan kelompok lainnya.
       Waktu terus bergulir, pada pukul 18.00 akhirnya semua anggota sudah berkumpul dan ternyata di tempat terakhir sudah tidak ada tantangan yang harus di lalui. Kami pun berkenalan lebih jauh dengan anggota Tripod dan rekan pers mahasiswa dari FKPMB UNISBA. Sambil menyantap hidangan yang sudah disediakan, kami berbagi sedikit cerita tentang perjalanan yang kami lalui kepada panitia setelah itu kami pun dinyatakan telah selesai melaksanakan PLDKJ pada hari itu. Pada pukul 19.00, kami diantar kembali menuju ke kampus STIE Inaba dan pulang menuju rumah masing-masing.
      Itulah perjalanan kami selama mengikuti PLDKJ Tripod STIE Inaba. Kesan yang kami dapat yaitu perjalanan ini sangat menyenangkan dan banyak ilmu yang kami dapat terutama mengenai sosialisasi dunia luar yang memang harus dikenal oleh seorang jurnalis. Dari pelatihan ini juga kami mendapatkan pelajaran tentang pentingnya kerjasama tim, pentingnya menghemat biaya dan cara mendapatkan informasi seta berkomunikasi dengan baik kepada narasumber.


Novia Indah Lestari (02114136)
Rahmalia (01116077)
Reina Nur Cahya Dewi (01116030)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SALAM PRESTASI!! STIE INABA Bandung

8 Kartini Ranger STIE Inaba Daki Puncak Ceremai